Perbedaan Standar Kecantikan di Seluruh Dunia

Perbedaan Standar Kecantikan di Seluruh Dunia

serbaserbidunia – Ketika kita berbicara soal kecantikan, satu hal yang pasti adalah bahwa definisinya sangat bervariasi. Di satu tempat, kulit putih pucat bisa menjadi lambang kecantikan, sementara di wilayah lain, kulit gelap justru lebih dihargai. Keberagaman standar kecantikan di berbagai belahan dunia membuktikan bahwa konsep “cantik” bukanlah sesuatu yang universal, melainkan sangat dipengaruhi oleh budaya, sejarah, dan bahkan ekonomi suatu masyarakat.

Artikel ini akan mengajak kamu menyusuri berbagai perspektif unik mengenai kecantikan dari berbagai negara. Kamu akan menyadari bahwa apa yang dianggap menarik di satu tempat bisa jadi tidak relevan sama sekali di tempat lain. Bahkan, beberapa hal yang dianggap kekurangan oleh sebagian masyarakat justru bisa menjadi simbol keindahan di budaya lain.

Asia Timur: Kulit Cerah, Tubuh Ramping, dan Kecantikan Lembut

Di banyak negara Asia Timur seperti Korea Selatan, Jepang, dan China, standar kecantikan sangat dipengaruhi oleh sejarah panjang serta budaya populer modern. Kulit putih bersih dianggap sebagai simbol status dan keanggunan. Warna kulit yang cerah melambangkan bahwa seseorang tidak bekerja di luar ruangan, yang dulu identik dengan pekerjaan kelas bawah.

Korea Selatan: Obsesi terhadap Kesempurnaan Wajah

Di Korea Selatan, kecantikan sering kali dikaitkan dengan kulit wajah yang halus tanpa noda, bentuk wajah kecil seperti telur, hidung mancung, dan kelopak mata ganda. Operasi plastik bukanlah hal yang tabu di sana justru menjadi praktik umum bahkan di usia muda.

Kecantikan di Korea juga sangat ditentukan oleh tren K-pop. Idola K-pop menjadi panutan dalam hal gaya rambut, rias wajah, hingga bentuk tubuh. Tubuh kurus dianggap ideal, dan bahkan “baby face” (wajah yang terlihat muda dan polos) menjadi keunggulan tersendiri.

Asia Tenggara: Cantik Itu Beragam

Di kawasan Asia Tenggara, standar kecantikan memiliki ciri khas tersendiri dan sangat beragam antar negara.

Indonesia dan Filipina: Kulit Cerah Masih Diidamkan

Di Indonesia dan Filipina, kulit cerah kerap dianggap lebih menarik karena pengaruh iklan kecantikan dan kolonialisme masa lalu. Produk pemutih kulit masih laris manis di pasaran. Namun, tren ini perlahan mulai berubah seiring munculnya gerakan cinta kulit asli dan inklusivitas warna kulit.

Thailand: Tubuh Langsing dan Hidung Mancung

Di Thailand, seperti halnya Korea Selatan, tubuh ramping menjadi standar utama. Hidung mancung dan dagu runcing juga sangat dihargai. Oleh karena itu, operasi plastik juga populer, terutama di kalangan urban.

Timur Tengah: Kecantikan yang Menyatu dengan Simbol Keanggunan

Di kawasan Timur Tengah seperti Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, kecantikan memiliki hubungan erat dengan kesopanan dan kemewahan.

Iran: Operasi Hidung, Mata Besar, dan Alis Lebat

Di Iran, hidung yang sempurna adalah simbol kecantikan dan status sosial. Operasi hidung menjadi salah satu prosedur kosmetik paling umum di negara ini. Selain itu, mata yang besar dan alis yang tebal menjadi daya tarik utama, terutama karena wanita sering mengenakan hijab yang menekankan tampilan wajah.

Arab Saudi dan UAE: Kulit Glowing dan Make-up Berkelas

Kecantikan di negara-negara Teluk lebih condong ke arah riasan glamor. Kulit yang terlihat sehat dan glowing, make-up dramatis dengan bulu mata panjang serta contouring tajam adalah elemen kecantikan populer.

Afrika: Cantik Itu Kuat dan Eksotis

Benua Afrika memiliki standar kecantikan yang sangat beragam tergantung wilayahnya. Namun, secara umum, kekuatan, keunikan, dan ekspresi budaya sangat menentukan nilai kecantikan.

Ethiopia: Leher Panjang dan Tato Tradisional

Di Ethiopia, beberapa suku seperti Karo dan Hamar menghias tubuh mereka dengan tato dan lukisan sebagai lambang kecantikan. Leher panjang juga dianggap elegan di kalangan perempuan, dan penggunaan aksesori logam untuk memanjangkan leher adalah hal biasa.

Nigeria: Bentuk Tubuh Curvy dan Warna Kulit Gelap

Di Nigeria, bentuk tubuh berlekuk dengan pinggul besar dan paha penuh dianggap sangat menarik. Berbeda dengan standar Asia, di sini wanita bertubuh subur justru lebih dipandang cantik. Kulit gelap dan sehat juga menjadi simbol kekuatan dan keindahan.

Eropa: Elegan, Unik, dan Individualistis

Eropa menyuguhkan berbagai standar kecantikan, mulai dari Skandinavia yang menjunjung natural look hingga Prancis yang memuja gaya elegan dan effortless beauty.

Prancis: “Chic” dan Kealamian

Wanita Prancis cenderung menekankan kesan alami, tanpa riasan berlebihan. Rambut kusut yang tetap terlihat stylish, kulit alami tanpa foundation tebal, dan pakaian yang simpel namun berkelas adalah ciri kecantikan di Prancis. Di sana, kesan “tidak berusaha tapi tetap memikat” menjadi daya tarik tersendiri.

Rusia: Feminin dan Sempurna

Sebaliknya, wanita Rusia cenderung berpenampilan lebih glamor. Riasan yang teliti, tubuh langsing tinggi, rambut panjang yang terawat, dan gaya berpakaian feminin menjadi tolok ukur kecantikan. Di negara ini, tampil sempurna adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri.

Amerika Utara: Multikultural dan Terbuka

Di Amerika Serikat dan Kanada, kecantikan sangat dipengaruhi oleh keberagaman etnis dan media massa.

AS: Kecantikan yang Dinamis

Standar kecantikan di Amerika cenderung berubah seiring tren. Jika di era 1990-an tubuh kurus ala supermodel adalah standar utama, kini tren lebih mengarah pada tubuh curvy ala Kim Kardashian. Sosial media seperti Instagram banyak memengaruhi tren kecantikan, mulai dari bentuk alis hingga ukuran bibir.

Di sisi lain, gerakan body positivity dan inklusivitas membuat masyarakat mulai menerima berbagai bentuk tubuh dan warna kulit sebagai cantik.

Kanada: Natural dan Fungsional

Di Kanada, kecantikan sering dikaitkan dengan kesehatan dan kesederhanaan. Tampilan segar tanpa banyak riasan lebih dihargai, terutama karena pengaruh iklim yang cenderung dingin membuat perawatan kulit dan kenyamanan menjadi prioritas.

Amerika Selatan: Sensualitas dan Kepercayaan Diri

Kawasan ini dikenal dengan budaya yang merayakan ekspresi tubuh dan sensualitas. Standar kecantikannya sangat mencerminkan gairah hidup yang tinggi.

Brasil: Tubuh Atletis dan Kulit Cokelat Eksotis

Di Brasil, tubuh atletis dengan otot kencang dan kulit yang berwarna tan menjadi dambaan banyak orang. Aktivitas luar ruangan seperti bermain voli pantai, berjemur, atau berselancar membuat tampilan sehat dan bersemangat menjadi standar kecantikan.

Kolombia dan Venezuela: Operasi Plastik Bukan Hal Tabu

Di negara-negara seperti Kolombia dan Venezuela, wanita rela melakukan berbagai operasi estetika untuk mencapai bentuk tubuh ideal, termasuk implan payudara dan pengencangan pinggang. Kontes kecantikan juga sangat berpengaruh dalam membentuk persepsi publik terhadap kecantikan.

Oceania: Kecantikan yang Menghormati Alam

Di Australia dan Selandia Baru, standar kecantikan sangat dipengaruhi oleh gaya hidup aktif dan cinta terhadap alam.

Australia: Kasual dan Cerah

Kulit yang kecokelatan karena matahari, tubuh yang fit, dan pakaian santai menjadi ciri khas tampilan cantik di Australia. Makeup ringan dan rambut tergerai alami adalah gaya sehari-hari. Di sini, kesan “beach beauty” sangat populer.

Suku Māori: Tato Wajah Sebagai Lambang Keindahan

Di Selandia Baru, suku Māori memiliki standar kecantikan yang unik. Tato wajah tradisional (moko) bukan hanya simbol keberanian dan spiritualitas, tetapi juga dianggap sebagai elemen estetika yang tinggi, terutama pada pria dan wanita dengan garis keturunan bangsawan.

Faktor yang Mempengaruhi Standar Kecantikan Global

Mengapa setiap negara atau budaya punya definisi cantik yang berbeda? Ada banyak faktor yang berperan:

  • Budaya dan sejarah lokal, termasuk pengaruh kolonialisme atau agama.

  • Media massa dan selebritas yang membentuk opini publik.

  • Tren sosial dan politik, seperti gerakan feminisme atau body positivity.

  • Iklim dan lingkungan, yang memengaruhi preferensi warna kulit atau bentuk tubuh.

  • Teknologi dan akses ke prosedur kosmetik, yang memungkinkan penyesuaian penampilan.

Kecantikan yang Relatif: Tidak Ada Standar Mutlak

Dari semua contoh di atas, satu hal menjadi jelas: kecantikan itu relatif. Tidak ada satu ukuran pasti yang bisa diterapkan secara global. Apa yang dianggap memesona di suatu negara belum tentu dihargai di tempat lain.

Penting untuk memahami perbedaan ini agar kita tidak terjebak dalam tekanan standar kecantikan yang sempit. Lebih dari itu, kita perlu menghargai keanekaragaman bentuk, warna, dan ekspresi manusia di seluruh dunia.

Menuju Definisi Kecantikan yang Lebih Inklusif

Saat ini, semakin banyak kampanye global yang mendorong definisi kecantikan yang lebih inklusif. Industri kecantikan pun mulai memproduksi lebih banyak produk yang cocok untuk berbagai warna kulit dan jenis rambut. Brand-brand besar kini juga menggunakan model dari berbagai latar belakang ras, usia, dan ukuran tubuh.

Hal ini adalah langkah penting menuju dunia yang lebih ramah terhadap keberagaman. Karena pada akhirnya, kecantikan sejati adalah ketika seseorang merasa nyaman, percaya diri, dan bahagia dengan dirinya sendiri terlepas dari apakah ia memenuhi standar kecantikan yang dikonstruksikan oleh masyarakat atau tidak.

Related posts